Ketika Iblis Rapat Dengan Bubuk Jahal

Kisah planning pembunuhan terhadap Rasulullah saw. oleh orang-orang kafir Quraisy. Dan yang paling erat kesahihannya ialah riwayat Ibnu Ishaq dalam kitabnya As-Sirah. Katanya, “Bahwasanya beberapa orang Quraisy dan orang-orang terkemuka dari tiap-tiap kabilah telah berkumpul untuk memasuki Darun Nadwah (Balai Pertemuan), tiba-tiba Iblis tiba kepada mereka dalam rupa seorang bau tanah yang berwibawa. Ketika mereka melihatnya, mereka bertanya, “Siapa Anda?”

“Orang bau tanah dari Nejd,” kata Iblis. “Saya mendengar planning pertemuanmu, maka saya ingin hadir bersama kalian dan takkan ada pendapat atas nasihat dariku yang akan mencelakakan kalian.”

“Baiklah.” kata mereka, “Dan silakan masuk.” Iblis pun masuk ruangan rapat bersama mereka. Lalu katanya, “Pikirkanlah oleh kalian wacana pria ini (Nabi Muhammad saw). Demi Allah kalian gotong royong sudah hampir mencapai kata setuju mengenai orang ini.”

Mendengar itu maka berdirilah seseorang dan bertanya, “Penjarakanlah dia dalam keadaan terikat dengan tali, kemudian biarkanlah hingga mati, supaya saja dia binasa menyerupai kebinasaan para penyair sebelum dia, Zuhair dan An-Nabigah. Dia tak lebih dari salah seorang di antara kedua penyair itu.”

Tetapi apa kata musuh Allah (Iblis), orang bau tanah yang mengaku dari Nejd itu. Katanya, “Tidak, demi Allah. Ini bukan pendapat yang baik bagi kalian. Demi Allah niscaya akan ada seseorang yang melepaskan dia dari penjaranya, kemudian diserahkan kepada sahabat-sahabatnya. Sungguh, mereka niscaya segera bertindak hingga berhasil melepaskan dia dari tangan kalian, kemudian membelanya terhadap kalian. Maka saya tidak merasa kondusif atas keselamatan kalian, bila mereka mengusir kalian dari negerimu ini. Oleh sebab itu pikirkanlah, barangkali ada pendapat lainnya.”



Dan berdiri pula seseorang dengan pendapatnya, “Usirlah dia dari kalangan kalian, maka kalian takkan diganggu lagi olehnya. Karena kalau dia sudah terusir, maka dia takkan membahayakan kalian apa pun yang dia lakukan dan ke mana pun dia perginya nanti. Dan kalau ia sudah tidak mengganggumu lagi, maka kalian bisa tenteram dari ulahnya. Karena kalau dia sudah pergi, maka apa pun yang ingin kalian lakukan takkan membahayakan kalian, sedang tragedi yang dia timbulkan akan terjadi pada selain kalian.”

Tapi kali ini pun orang bau tanah bangka dari Nejd itu membantah. Katanya, “Tidak. Demi Allah, ini bukan pendapat yang sempurna untuk kalian. Apakah kalian tidak tahu, betapa cantik perkataannya, betapa lancar lidahnya dan bisa memikat hati siapa pun bila kau dengar omongannya. Demi Allah kalau kalian lakukan itu, kemudian dia mengerahkan seluruh bangsa Arab untuk berhimpun kepadanya, pastilah mereka akan menyerang kalian, sehingga berhasil mengusir kalian dari negerimu ini dan dia bunuh orangorang terkemuka dari kalian.”

“Benar, demi Allah,” sahut mereka yang berkumpul.

“Pikirkanlah pendapat lain.” lanjut si bau tanah bangka.

Di sinilah Abu Jahal angkat bicara, “Demi Allah,” katanya, “Sungguh akan saya tunjukkan kepada tuan-tuan suatu pendapat yang lain daripada yang lain.”

“Apa itu?” tanya mereka.

“Kita ambil dari setiap kabilah seorang anak muda gagah yang bisa kita andalkan. Kemudian kita beri tiap perjaka itu sebilah pedang yang tajam, biarlah mereka memukul orang itu bersama-sama sebagaimana pukulan dari satu orang. Dan bila kalian telah berhasil membunuhnya, maka darahnya akan tercecer pada semua kabilah yang ada seluruhnya. Dengan demikian, saya tak percaya Bani Hasyim ini akan bisa memerangi orang Quraisy seluruhnya. Dan bila mereka telah melihat keadaan demikian, niscaya akan mau mendapatkan diyat (tebusan). Dan kita pun akan tenteram dan bisa kita putuskan ulah dia yang menyakitkan pada kita semua ini.”

Maka berkatalah orang bau tanah bangka dari Nejd itu, “Ini gres pendapat yang jitu, demi Allah. Perkataan yang benar yakni apa yang gres saja dikatakan perjaka ini, saya tidak melihat lainnya.”

Dan setelah itu, mereka bubar setelah seluruhnya menyetujui pandangan Abu Jahal tersebut.

Maka Jibril as. pun tiba kepada Rasulullah saw. kemudian memerintahkan kepada ia supaya jangan tidur di daerah tidur yang biasa ia pakai tiap malam. Dan Jibril memberitahukan juga apa yang telah direncanakan oleh orang-orang Quraisy itu.

Malam itu Rasulullah saw. tidak tinggal di rumah beliau. Dan pada dikala itu, Allah pun telah mengizinkan ia untuk meninggalkan kota Mekah, bahkan memerintahkan ia bersama sahabat-sahabatnya untuk hijrah dan diwajibkan pula mereka berperang.


Sumber : Tafsir Al-Maraghi

Comments

Popular posts from this blog

16+ Contigo 24 Oz Coffee Mug Background

Get Philz Coffee Logo Transparent Pics

Good 24 Oz Coffee Travel Mug Viral