Belajar Tawadhu’ Pada Kh. Abdullah Salam Kajen

KH Abdullah Salam ialah seorang Ulama kharismatik asal Kajen, Pati, Jawa Tengah. Kharisma dia menciptakan semua kalangan, mulai dari masyarakat bawah hingga dengan para pejabat dan pengusaha, menaruh hormat kepadanya. Bahkan sekelas Presiden Gus Dur yang dikala itu gres saja dilantik, harus menyempatkan diri secara khusus untuk sowan kepada Kiai yang oleh masyarakat Pati tersebut bersahabat disapa dengan panggilan Mbah Dullah.

KH Imam Aziz, salah satu Ketua PBNU yang juga santri dia pernah bercerita. Dulu, alasannya mungkin ada suatu halangan, pernah Mbah Dullah tiba terlambat di suatu program resepsi. Sebagaimana lazimnya dikala seorang Kiai datang, tuan rumah akan menyambut dan mempersilakan sang Kiai untuk duduk di bangku paling depan. Hal itu semata-mata dilakukan sebagai bentuk penghormatan.

Waktu itu, suasana di lokasi resepsi sudah ramai dengan para tamu undangan. Seluruh daerah duduk telah penuh ditempati. Hanya beberapa barisan belakang dan barisan paling depan saja yang masih kosong. Barisan depan memang sengaja kosong alasannya biasanya diperuntukkan bagi Kiai dan orang-orang yang dituakan, termasuk Mbah Dullah ini.

Ketika Mbah Dullah "rawuh", tuan rumah pun menyambut, menggandeng dan mempersilakan dia untuk menempati bangku bab depan yang memang telah disediakan. Namun Mbah Dullah menolak. Beliau malah mengambil daerah duduk di belakang bersebelahan dengan para tamu biasa.

Hal itu kontan menciptakan tuan rumah kebingungan dan mencari banyak sekali cara untuk membujuk Mbah Dullah biar "kerso" menempati daerah duduk di depan. Namun tak ada satupun cara yang berhasil. Mbah Dullah menentukan untuk tetap tidak beranjak dari daerah duduknya hingga selesai acara.



Dari perilaku tersebut, nampaknya Mbah Dullah ingin mengajarkan kepada kita semua bahwa setinggi apapun derajat kita, tak usahlah merasa istimewa dan juga berharap untuk diperlakukan istimewa. Sejatinya semua insan ialah sama, tak ada yang lebih unggul dari yang lainnya. Rasa lebih unggul ialah salah satu bentuk dari kesombongan. Dan satu sifat itulah yang amat sangat dikutuk oleh Allah SWT. 

Kita dapat bercermin dari kisah iblis yang pada alhasil mendapat laknat dari Allah SWT. Diriwayatkan bahwa pada awal mulanya Iblis ialah hamba yang sangat taat. Bahkan saking taatnya, tak ada satu jengkal daerah pun di alam semesta ini yang tidak pernah dipakai iblis untuk bersujud, semuanya pernah dipakai iblis untuk bersujud kepada Allah selama ribuan tahun. Namun ketaatan iblis sekian usang itu, tak ada artinya dikarenakan telah habis dilumat api kesombongan.

Semoga kita dapat meneladani perilaku rendah hati Mbah Dullah, sembari terus berdoa biar Allah menghindarkan kita dari sifat sombong dan merasa unggul ataupun benar dibanding yang lain.


Sumber: Situs PBNU

Comments

Popular posts from this blog

16+ Contigo 24 Oz Coffee Mug Background

Get Philz Coffee Logo Transparent Pics

Dialog Antara Iblis Dengan Fir’Aun