Kehati-Hatian Ulama Salaf Dalam Menjalani Hidup

Imam Ahmad bin Hanbal suatu hari menggadaikan sebuah timba miliknya kepada seorang tukang sayur di kota Makkah. Hingga saat sudah merasa bisa untuk membayar hutangnya, dia pun pergi ke kota suci itu untuk menebus kembali timba yang ia gadaikan itu.

Tapi di luar dugaan Imam Ahmad, sesudah keduanya bertemu, penjual sayur itu mengeluarkan dua buah timba yang sama seraya berkata kepada Imam Ahmad, "Ambil saja salah satu dari kedua timba ini, terserah mau pilih yang mana yang anda suka," kata penjual sayur.

"Aku jadi galau mana dari dua buah timba ini yang merupakan milik saya. Ambil saja timba itu dan ini uang dirham untuk membayar hutangku," jawab Imam Ahmad bin Hanbal.

Begitulah kehati-hatian (wira’i) perilaku Imam Ahmad, rela tak mengambil barang yang bersama-sama menjadi haknya karena alasannya yaitu kemiripan tersebut, khawatir jangan-jangan timba yang akan dipilihnya ternyata bukan miliknya.



Dikisahkan pula, Malik bin Dinar selama empat puluh tahun berdomisili di kota Bashrah (Irak) tidak pernah sama sekali makan buah korma yang tumbuh dari tanah kota itu. Ia bergembira kalau animo kurma telah berlalu.

"Wahai penduduk Basrah, ini saya Malik bin Dinar, perutku tidak membesar karena mengonsumsi buah kurma yang kalian tanam dan juga tidak berubah menyusut karena tidak memakannya," katanya.

Suatu hari Ibrahim bin Adham ditanya oleh seseorang, "Kenapa Tuan tidak ikut minum air zamzam?”

"Seandainya saya membawa timba sendiri, pasti saya akan menimba dan meminumnya", jawab Ibrahim bin Adham.

Lagi-lagi Ibrahim bin Adham meski mengetahui bahwa meminum air zamzam yaitu juga sesuatu yang dianjurkan oleh syariat, tapi karena Ia belum mengetahui secara terang siapa pemilik timba yang akan dipakai untuk mengambil air zamzam tersebut, maka Ibrahim bin Adham lebih menentukan untuk tidak meminumnya.


Sumber: Situs PBNU

Comments

Popular posts from this blog

16+ Contigo 24 Oz Coffee Mug Background

Get Philz Coffee Logo Transparent Pics

61+ Yeti Coffee Mug 24 Oz Gif