Posts

Showing posts from February, 2017

Shalawat Yang Dikarang Oleh Imam Syafi’I

Image
Sebagian kalangan membaca menuding Shalawat Nariyah sebagai perbuatan bid’ah lantaran bukan dari Rasulullah langsung. Menanggapi tudingan itu Dewan Pakar Aswaja NU Center Jatim KH Ma’ruf Khozin mengatakan, Syaikh Ibn Qayyim al-Jauziyah, murid Syaikh Ibn Taimiyah telah meriwayatkan beberapa redaksi shalawat Nabi yang disusun oleh para sobat dan ulama salaf. Hal itu, menurutnya terdapat dalam kitabnya Jala’ al-Afham fi al-Shalat wa al-Salam ‘ala Khair al-Anam. Antara lain shalawat yang disusun oleh Abdullah bin Mas’ud: اللَّهُمَّ اجْعَلْ صَلَوَاتِكَ وَرَحْمَتَكَ وَبَرَكَاتِكَ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ إِمَامِ الْخَيْرِ وَقَائِدِ الْخَيْرِ وَرَسُوْلِ الرَّحْمَةِ، اللَّهُمَّ ابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا يَغْبِطُهُ بِهِ اْلأَوَّلُوْنَ وَاْلآخِرُوْنَ. “Ya Allah, jadikanlah shalawat-Mu, rahmat-Mu dan berkah-Mu kepada junjungan para Rasul, imam orang-orang bertakwa, epilog seluruh Nabi, Muhammad

Belajar Dari Ketaatan Siti Hajar (Ibunda Nabi Ismail)

Image
Setiap merayakan Hari Raya Idul Adha, yang sering kita dengar tentu dongeng Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar. Namun, yang membahas ihwal dongeng Siti Hajar secara spesifik belum begitu banyak. Oleh karena itu, melalui artikel ini penulis ingin menjelaskan ihwal sepak terjang usaha dan pengorbanan Siti Hajar sebagai istri Nabi Ibrahim as. yang namanya dikenang sepanjang masa. Semoga dongeng ini menginspirasi bagi kaum muslimah untuk sanggup mengambil referensi sebagai seorang isteri dari seorang suami dan ibu dari seorang anak. Lalu siapakah bergotong-royong Siti Hajar itu ? Di dalam buku “Misteri Ka’bah”, buku terjemahan dari The Ka’bah yang diterbitkan penerbit Zaman, dijelaskan, Siti Hajar yakni istri kedua Ibrahim sehabis Siti Sarah. Siti Hajar yakni budak dari Siti Sarah. Siti Sarah memberikannya untuk dinikahi suaminya, Nabi Ibrahim, disebabkan Siti Sarah tidak sanggup mempunyai anak karena sudah terlalu tua. Dan Allah merahmati mereka dengan seorang anak dari Sit

Nabi Ibrahim, Sosok Pemimpin Yang Demokratis

Image
Berbicara mengenai sosok Nabi Ibrahim as. tidak akan pernah habis dikupas. Beliau memperoleh gelar dari Allah swt. “Khalilullah” (Kekasih Allah) alasannya yaitu kebaikan-kebaikannya. Di antara kebaikan-kebaikannya, beliaulah yang mengajarkan ilmu tauhid pertama kali hingga mendapatkan hidayah Allah swt.  setelah dia berpikir usang  dan merenung terhadap penciptaan bintang, bulan dan matahari. Beliau juga dikenal sebagai orang kaya yang dermawan, alasannya yaitu terbukti dia pernah  menyembelih kurban fisabilillah berupa 1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Kedermawan dia juga dibuktikan, tatkala dia seringkali mengajak tamu yang tiba ke rumahnya  untuk diajak makan bersama. Selain itu, Nabi Ibrahim as. dikenal sebagai sosok  nabi yang paling berhasil mendidik putra  dan keturunannya menjadi seorang nabi/rasul yang memberikan risalah dari Allah swt. Hampir semua nabi/rasul setelah dia wafat yaitu keturunannya, ibarat : Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf

Keistimewaan-Keistimewaan Nabi Muhammad Saw.

Image
Keutamaan Nabi Muhammad SAW sangat panjang untuk dibahas. Tetapi kami akan menghadirkan uraian guru kami Rektor Imam Shafie College Syeikh Muhammad Ba’athiyah wacana hal ini. Syekh Muhammad menyebutkan dalam karyanya ”Mujazul Kalam” yang tidak lain dari klarifikasi nadham ”Aqidatul Awam” karya Sayyid Ahmad Al-Marzuqi sebagai berikut : نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِلَا  –  لِلْعَالَمِيْنَ رَحْمَةً وَفُضِّلَا Nabi kita Muhammad SAW telah diutus Ke alam semesta sebagai rahmat dan dia telah diberi keutamaan. Yang dimaksud alam semesta yakni segala hal selain Allah SWT. Kaprikornus risalah Nabi Muhammad SAW itu umum untuk semua mahluk bahkan untuk malaikat, benda mati, dan hewan di mana mereka tidak memunyai akal. Hanya saja risalahnya kepada mereka yakni risalah ta’rif (pengenalan). Sedangkan untuk malaikat adalahrisalah tasyrif (kemuliaan) bukan risalah taklif (kewajiban menjalankan syariat Islam). Syekh Ibnu Hajar berkata, “Bahkan risalahnya kepada malaikat yakni ris

Cara Mengusir Jin Yang Merasuk Dalam Tubuh

Image
PERTANYAAN : Bagaimana cara menghilangkan jin tanggapan berguru tenaga dalam? JAWABAN : Dalam pandangan Fiqih Islam, tidak diperbolehkan memakai jin sebagai khadam (استخدام بالجن) baik untuk kekuatan tenaga dalam atau untuk mendapat kekayaan (Lihat : Tahlilul Masyakil, Masalah Tuyul), alasannya akan mensugesti keyakinan kepada Allah atau Tauhid. Tauhid yaitu kekayaan batin yang sangat mahal harganya. Jin yang merasuk dalam badan sering menjadi problem yang berat, alasannya mensugesti saraf otak. Oleh alasannya itu, jin yang merasuk harus diusir dengan membaca doa dan dzikir sebanyak-banyaknya. Doa untuk mengusir jin dalam badan sangat diharapkan bagi orang yang kerasukan atau untuk menunjukkan pertolongan kepada orang lain yang terkena gangguan makhluk ghaib tersebut. Cara mengusir jin dalam badan insan bukanlah hal yang gampang dilakukan, alasannya jin jahat yang suka mengganggu tersebut tentu akan menolak apabila disuruh keluar dari jasad seseorang. Caranya yaitu

Cara Melancarkan Rezeki Berdasarkan Nabi

Image
Pada prinsipnya, zikir sangat dianjurkan pada ketika apa saja dan dengan lafazh apa saja. Tidak peduli panas, hujan, mendung, atau terik, zikir tetap disarankan. Tidak ada ketentuan bahwa zikir mesti diperbanyak ketika terusan rezeki tersumbat atau kredit macet. Demikian juga di waktu senang. Singkatnya pengecap dihentikan kering dari zikir di mana saja dan kapan saja. Tetapi memang ada kalanya Rasulullah SAW menganjurkan para sobat untuk melazimkan suatu amal. Sementara Rasulullah SAW sendiri menyebutkan buah dari amal tersebut atau tidak menyebutkannya sama sekali. Berikut ini merupakan amalan yang dianjurkan Rasul SAW kepada sejumlah sahabatnya dengan faidah melonggarkan saluran-saluran rezeki. Demikian disebutkan Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya “Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in”. وردت عن النبي صلى الله عليه وسلم في أحاديث صحيحة كثيرة، أمر بها بعض أصحابه لتوسعة الرزق، وقال بعض العارفين: وهي مجربة لبسط الرزق الظاهر والباطن، وهي هذه: ل

Cara Bermasyarakat Yang Baik Berdasarkan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Image
Keimanan tidak selamanya diukur menurut jumlah ibadah seorang kepada Allah SWT. Meskipun  ada orang yang percaya kepada Tuhan dan ia rajin beribadah, baik ibadah wajib maupun sunah, belum tentu apa yang dilakukannya itu pertanda kesempurnaan iman. Sebab Islam tidak hanya meminta umatnya percaya kepada Tuhan, lalu beribadah terus-menerus, tetapi juga meminta kita untuk peduli dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Sesungguhnya keimanan berkait dengan kepekaan sosial. Semakin tinggi derajat keimanan seorang seharusnya tingkat sensitifnya terhadap problem keumatan juga semakin meninggi. Hal ini tercermin dalam diri Nabi Muhammad SAW. Selain tekun beribadah, Beliau juga terlibat aktif dalam merampungkan problem keumatan yang terjadi di negerinya. Iman kaum beriman perlu dipertanyakan bila hatinya tidak terpanggil sedikit pun untuk melaksanakan perubahan sosial. Keimanannya disangsikan bila tidak mau membantu saudara, tetangga, dan masyarakat miskin. Sementara kondisi finansialn

Wiridan (Dzikir) Harian Imam Al-Ghazali

Image
Diantara kewajiban seorang muslim ialah mengingat dan menempatkan Allah swt.  sebagai sandaran hidupnya. Manusia sanggup mengingat Allah swt di mana saja dan kapan saja selama ia masih berada di atas bumi-Nya. Banyak sekali verbal insan dalam mengingat Allah, menangis, berdiam diri, menyanyi, menari, dan berkata-kata. Sebagaimana difirmankan dalam al-Baqarah ayat 152: “Ingatlah kepada-Ku pasti Aku ingat kepadamu.” Dalam konteks ini seorang muslimim tidak pernah lepas dari tiga hal yaitu doa (permintaan kepada Allah), zikir yaitu segala gerak-gerik dan acara yang berobsesi taqarrub kepada Allah. Termasuk juga zikir ialah me lafadzkan kata-kata tertentu. Dan wirid (bacaan tertentu untuk mendapat “aliran” dari Allah). Yang dimaksud dengan fatwa disini ialah fatwa rahmat Allah swt. yang hingga pada seorang muslim dalam banyak sekali bentuknya. Sehingga rahmat itu akan menuntunnya menghindar dari persoalan yang akut. Baik persoalan bersifat dunia maupun akhirat. Imam Ghazal

Amalan Yang Sering Dibaca Nabi Menjelang Wafatnya

Image
Rasulullah SAW tidak pernah putus berdoa dan berharap kepada Allah SWT. Beliau banyak mengajarkan lafal doa baik umum maupun khusus kepada para sobat dan keluarganya. Tetapi jelang wafatnya Rasulullah SAW menyibukan diri dengan tasbih dan istighfar. Berikut ini lafal yang paling sering dibaca Rasulullah SAW: سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ “Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Aku mohon ampunan-Mu. Aku bertobat kepada-Mu.” Sejumlah riwayat di bawah ini menjelaskan betapa seringnya Rasulullah SAW mengucapkan tasbih dan istighfar. عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: ما صَلَّى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ أَنْ نَزَلَتْ عليه {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ} [النصر: ۱] إلا يَقُوْلَ فِيْهَا : سُبْحَانَكَ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي (متفق عليه) “Dari Aisyah RA, dia berkata, ‘Setelah turun ayat [Idzâ jâ’a nashrullâhi wal fathu], Rasulullah SAW seusai sembahyang belum pernah meninggalkan b

Doa Semoga Dikaruniai Anak Laki-Laki

Image
Ketentuan jenis kelamin anak di dalam rahim ialah ketentuan Allah, tetapi kita sebagai insan dapat berikhtiar melalui doa-doa yang telah diajarkan oleh para ulama. Jika suami-istri ingin mempunyai anak laki-laki, maka dapat melaksanakan hal-hal berikut ini : 1.) Sebagian ulama menyarankan biar istri semenjak merasa hamil membaca doa sebagai berikut : اللهم اِنْ كُنْتَ خَلَقْتَ خَلْقًا فِى بَطنِيْ فَكَوِّنْهُ ذَكَرًا (Allahumma in kunta kholaqta kholqon fi bathni fakawwinhu dzakaro) “Ya Allah, kalau Engkau hendak mengakibatkan makhluq (manusia) di dalam rahimku ini, maka jadikanlah ia seorang laki laki!”. 2.) Dalam kitab “Hasyiyah Al-Bujairami Alal Iqna” disebutkan, suami supaya meletakkan tangan pada perut sang istri dikala permulaan merasa hamil dan membaca doa ini : اَللهم اِنِّي أُسَمِّى مَا فِى بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِيْ ذَكَرًا (Allahumma inni usammi ma fi bathniha muhammadan faj’alhu li dzakaron) “Ya Allah, sungguh saya akan memberi

Rahasia Kesuksesan Nabi Ibrahim Dalam Mendidik Anak

Image
Keteladanan Nabi Ibrahim as. dan Siti Hajar dalam melahirkan seorang generasi teladan berjulukan  Nabi Ismail as. Keberhasilan mereka berdua dalam mendidik putranya yaitu sebuah pola pendidikan yang telah terbukti melahirkan seorang generasi berpredikat nabi. Kesalehan dan ket’atan Nabi Ismail diabadikan Allah swt. dalam Al-Qur’an dan sejarah hidupnya menjadi napak tilas pelaksanaan ibadah haji hingga kini ini. Penyembelihan binatang qurban yang menjadi bab dari syari’at Islam, yaitu bentuk penjelmaan dari ketaqwaan Nabi Ismail kepada Tuhannya. Nabi Ismail tulus mendapatkan anjuran ayahandanya untuk disembelih sebagai pembuktian cintanya kepada Allah swt. Dia telah bisa mengalahkan cita-cita nafsu dan tuntutan dunianya, alasannya sadar bahwa cinta dan ridhanya kepada Allah melebihi segalanya. Sebagaimana Firman Allah swt. dalam surah As Shaffat ayat 102 sebagai berikut : “Maka tatkala anak itu hingga (pada umur sanggup) berusaha bahu-membahu Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anak

Ketika Seorang Santri Menguji Kewalian Gus Dur

Image
Dalam sebuah lembaga Gusdurian, seorang santri asal pesantren Ploso Kediri mengaku kepada Allysa Wahid, putri Gus Dur, bahwa ia pernah menguji kewalian Gus Dur. Santri yang mempunyai perilaku kritis ini mengisahkan, suatu hari ia tiba ke Jakarta untuk suatu keperluan. Hajatnya di Jakarta pun berjalan baik, sayangnya ada masalah baru, yaitu kehabisan uang saku (ongkos) untuk kembali ke Kediri. Ia pun berfikir untuk menemui KH. Said Aqil Siroj di Ciganjur, Jakarta Selatan untuk memberikan persoalannya ini, tetapi sesampai disana ternyata Kang Said sedang pergi. "Wah dapat gawat ini jikalau hingga nggak dapat pulang,“ pikirnya dalam hati. Ia pun terdiam, berusaha mencari solusi lain bagaimana biar dapat pulang ke Pesantren. Tiba-tiba terbesit pikirannya, “Mengapa nggak bersilaturrahmi ke Gus Dur di rumah sebelah. Katanya orang-orang, dia kan wali, coba saja ah, diuji sekalian, benar apa nggak dia seorang wali, mumpung lagi dekat.” Ia pun segera memutar langkahnya

Ketika Buya Hamka Tidak Boleh Menyalati Mayat Bung Karno

Image
Buya Hamka diminta menyalati mayat Bung Karno. Sebagian pihak mencegah Buya Hamka dengan alasan Bung Karno itu Munafik dan Allah telah melarang Rasul menyalati jezanah orang Munafik (QS. At-Taubah: 84). Buya Hamka menjawab kalem, “Rasulullah diberitahu siapa yang Munafik itu oleh Allah, lha saya gak terima wahyu dari Allah apakah Bung Karno ini benar Munafik atau bukan?.” Maka Buya Hamka pun menyalati mayat Presiden pertama dan Proklamator Bangsa Indonesia. Itulah perilaku ulama yang shalih. Beliau sadar bahwa memberi label terhadap orang lain merupakan hak prerogatif Allah. Ciri-ciri Munafik yang disebutkan dalam Al-Qur’an seharusnya menciptakan kita mawas diri, bukan malah dipakai untuk menyerang sesama Muslim, apalagi hanya lantaran perbedaan pilihan politik. Larangan buat Rasul menyalati mayat orang Munafik itu lantaran doa Rasul maqbul jadi tidak selayaknya Rasul turut mendoakan kaum Munafik. Akan tetapi para sahabat yang lain tetap menyalatkan orang yang diduga Munafik l

Sanad Ilmu Fiqih Ormas Nu (Nahdlatul Ulama)

Image
Sanad keilmuan Imam Syafi’i (wafat 204 H.) yang hingga kepada Rasulullah saw. mempunyai 2 jalur; Jalur Imam Malik bin Anas (Imam Malik) dan Jalur Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi). 1.) Jalur Imam Malik Imam Malik bin Anas (w. 179 H, Pendiri Madzhab Malikiyah) belajar kepada ① Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H), ② Nafi’ Maula Abdillah bin Umar (w. 117 H), ③ Abu Zunad (w. 136 H), ④ Rabiah al-Ra’y (w. 136H), dan ⑤ Yahya bin Said (w. 143 H) Kesemuanya belajar kepada ① Abdullah bin Abdullah bin Mas’ud (w. 94 H), ② Urwah bin Zubair (w. 94 H), ③ al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (w. 106 H), ④ Said bin Musayyab (w. 94 H), ⑤ Sulaiman bin Yasar (w. 107 H), ⑥ Kharihaj bin Zaid bin Tsabit (w.100 H), ⑦ dan Salim bin Abdullah bin Umar (w.106 H). Kesemuanya belajar kepada ① Umar bin Khattab (w. 22 H), ② Utsman bin Affan (w. 35 H),③ Abdullah bin Umar (w. 73 H), ④ Abdullah bin Abbas (w. 68 H), dan ⑤ Zaid bin Tsabit (w. 45 H). Kesemua Sahabat tersebut dari Rasulullah saw. 2.) Jalur

Tiga Ciri Orang Yang Diberi Kebaikan Oleh Allah

Image
Setiap insan tentu ingin menjadi orang yang baik. Karena sejatinya kehidupan akan membaik dikala insan pun juga memulai kebaikan dari dirinya sendiri terlebih dahulu.  Kebaikan yang selalu mereka dambakan, bukanlah tak berarti. Melainkan kebaikan itulah yang akan membantu mereka meraih ridho Allah Ta'ala. Karena Allah ialah dzat Yang Maha Baik, maka Allah juga menyayangi hamba yang baik.  Dalam kitab Nashoihul Ibad, Karya Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan syarah atas kitab Syekh Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Asqolani (Ibnu Hajar Al-Asqolani) dijelaskan, terdapat 3 kriteria seorang hamba yang dikehendaki oleh Allah untuk menjadi orang yang baik. Syekh Nawawi berkata: اذا أراد الله بعبد خيرا فقهه في الدين  Ketika Allah menghendaki seorang hamba untuk menjadi orang baik, maka Allah menguatkan agamanya.  Ciri yang pertama ialah agama seorang hamba tersebut dikuatkan oleh Allah. Dikuatkanlah keimanannya. Sehingga hamba tersebut tetap teguh menapaki jalan keb

Kepedulian Kh.A. Wahid Hasyim Kepada Orang Miskin

Image
Tidak banyak pemimpin, tokoh bangsa dan pejabat tinggi negara yang ranah pekerjaannya alasannya yaitu dilandasi atas pengabdian perjuangannya yang tinggi kemudian berbuat menembus sampai wilayah akar rumput, turun ke lapangan membantu problem yang dialami rakyat kecil di daeah pedesaan. Tapi barangkali KH Abdul Wahid Hasyim merupakan salah satu yang dikecualikan dalam kelaziman tersebut. Meski ayah Gus Dur ini telah menjadi tokoh terkemuka, namun sikap, perlakuan, dan pergaulannya tidak lantas mengabaikan apalagi menjauhi golongan proletar dan para petani kecil. Bahkan putra pendiri NU, KH Muhammad Hasyim Asyari tersebut mempunyai kepedulian yang tinggi kepada kelompok setrata sosial di bawah.  Tentang mengurus kasus rakyat kecil ini, dia kadang tak cukup mendelegasikan kepada pegawai bawahannya, melainkan tak segan untuk terjun pribadi ke bawah menemui dan menangani problem wong cilik. Fakta tersebut di antaranya tercatat dalam buku biografi keluarga besar KH A. Wahid Has

Rasulullah Bukanlah Pemimpin Yang Otoriter

Image
Tafsir Ibn Katsir menjelaskan bagaimana Rasulullah gemar bermusyawarah dengan para sahabatnya: ‎. وَشَاوَرَهُمْ فِي أُحُدٍ فِي أَنْ يَقْعُدَ فِي الْمَدِينَةِ أَوْ يَخْرُجَ إِلَى الْعَدْوِّ، فَأَشَارَ جُمْهُورُهُمْ بِالْخُرُوجِ إِلَيْهِمْ، فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ وَشَاوَرَهُمْ يَوْمَ الْخَنْدَقِ فِي مُصَالَحَةِ الْأَحْزَابِ بِثُلُثِ ثِمَارِ الْمَدِينَةِ عَامَئِذٍ، فأبى ذلك عليه السَعْدَانِ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ وَسَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ، فَتَرَكَ ذَلِكَ، وَشَاوَرَهُمْ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي أَنْ يَمِيلَ عَلَى ذَرَارِيِّ الْمُشْرِكِينَ. ‎فَقَالَ لَهُ الصِّدِّيقُ: إنا لم نجيء لِقِتَالِ أَحَدٍ وَإِنَّمَا جِئْنَا مُعْتَمِرِينَ، فَأَجَابَهُ إِلَى ما قال Nabi mengajak para sahabatnya bermusyawarah ketika Perang Uhud, apakah dia tetap berada di Madinah atau keluar menyambut kedatangan musuh. Manakala sebagian besar sobat mengusulkan semoga semuanya berangkat menghadapi mereka, Nabi lalu memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya menuju ke arah musuh berada. Nabi juga mengajak par