Posts

Showing posts from March, 2017

Nasihat Penting Imam Al-Ghazali Untuk Orang Kaya

Image
Syaikh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali atau dikenal dengan sebutan Imam Al-Ghazali menjelaskan etika menjadi orang kaya dalam salah satu risalahnya berjudul “Al-Adabu fid din”, persisnya dalam pasal “Adabul-Ghani” (dalam Majmu 'Rasail al-Imam al-Ghazali). Imam Al-Ghazali mengulas beberapa poin penting yang harus dilakukan oleh orang-orang kaya. Pertama, selalu bersikap tawadhu’ (luzumut tawadhu '). Kedua, menghapuskan perilaku sombong (nafyut takabbur). Orang yang memiliki kelebihan, termasuk kelebihan harta benda, diharuskan untuk memelihara sifat rendah hati, tidak angkuh, terhadap orang lain baik miskin maupun kaya ibarat dirinya. Sifat ini boleh muncul kalau si kaya menginsafi bahawa kekayaan hanyalah titipan atau sekadar amanat. Ketiga, sentiasa bersyukur (dawamusy-syukr). Lawan dari syukur ialah kufur alias mengingkari kekayaan sebagai karunia yang sangat berharga. Kufur biasanya dicetuskan oleh sifat tamak, tak puas dengan apa yang se

Fenomena Dibalik Banyak Munculnya Ulama Instan

Image
Pada zaman kini ini sudah nampak fenomena banyak umat yang mengalami kebingungan dalam memahami dan meyakini pemahaman agama. Hal ini dikarenakan banyaknya pemikiran dan pendapat muncul dari orang yang bukan mahir agama namun merasa sudah menguasai ilmu agama. Orang-orang menyerupai ini cerdik berbicara dan memberi keyakinan serta berpenampilan menyerupai para ulama yang alim. Fenomena Ulama instan menyerupai ini sudah diingatkan oleh Imam Ghazali dalam Kitab Bidayatul Hidayah dengan Istilah Ulama Su'. Dalam Kitab tersebut dijelaskan bahwa Ulama Su' termasuk Ulama yang merusak alasannya ialah mempunyai niatan memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk memperkaya diri dengan materi, menyombongkan diri, membanggakan diri dan memperbanyak pengikut setia. Ulama menyerupai ini sebetulnya tertipu oleh syaitan dengan bisikan merasa paling baik dan benar. Inilah cara syaitan zaman kini yang menyesatkan insan dengan amal ibadah yang seolah baik namun sebetulnya itu ialah

Kehati-Hatian Ulama Salaf Dalam Menjalani Hidup

Image
Imam Ahmad bin Hanbal suatu hari menggadaikan sebuah timba miliknya kepada seorang tukang sayur di kota Makkah. Hingga saat sudah merasa bisa untuk membayar hutangnya, dia pun pergi ke kota suci itu untuk menebus kembali timba yang ia gadaikan itu. Tapi di luar dugaan Imam Ahmad, sesudah keduanya bertemu, penjual sayur itu mengeluarkan dua buah timba yang sama seraya berkata kepada Imam Ahmad, "Ambil saja salah satu dari kedua timba ini, terserah mau pilih yang mana yang anda suka," kata penjual sayur. "Aku jadi galau mana dari dua buah timba ini yang merupakan milik saya. Ambil saja timba itu dan ini uang dirham untuk membayar hutangku," jawab Imam Ahmad bin Hanbal. Begitulah kehati-hatian (wira’i) perilaku Imam Ahmad, rela tak mengambil barang yang bersama-sama menjadi haknya karena alasannya yaitu kemiripan tersebut, khawatir jangan-jangan timba yang akan dipilihnya ternyata bukan miliknya. Dikisahkan pula, Malik bin Dinar selama empat puluh

Cara Rasulullah Menghormati Tamu

Image
Datang seseorang yang miskin kepada Sang Pemimpin (Rasulullah saw.) mengeluhkan kondisinya yang sangat lapar. Sang Pemimpin pun bertanya kepada istrinya kalau-kalau ada sesuatu yang sanggup disuguhkan kepada tamunya. Ternyata di rumah Sang Pemimpin pun yang ada hanya air. Sang Pemimpin lalu bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya (para sahabat), “Siapa yang bersedia menjamu tamuku ini?” “Saya;” kata seorang sahabat. Lalu orang ini pun segera pulang ke rumahnya sendiri membawa tamunya Rasulullah saw. “Saya membawa tamunya pemimpin kita, tolong sediakan masakan untuk menjamunya!” katanya kepada istrinya. “Wah, sudah tidak ada masakan lagi, kecuali persediaan untuk belum dewasa kita;” bisik sang istri.  “Sibukkan mereka;” kata suaminya lirih, “Kalau tiba waktunya makan, usahakan mereka tidur. Nanti jika si tamu akan masuk untuk makan, padamkan lampu dan kita akal-akalan ikut makan!” Demikianlah keluarga itu menjalankan skenario kepala rumah tangganya. Dan mer

Profesi Makelar (Calo) Pada Abad Nabi

Image
Pertanyaan: Assalamu’alaikum wr.wb. Ustadz, saya dikala ini seorang makelar tanah/rumah. Biasanya saya sanggup persenan dari pembeli dan penjual. Teman-teman sesama makelar mengusulkan untuk menaikkan harga tanah biar kita sanggup kelebihan dari harga tanah, selain komisi resmi 2 %. Ini sepengetahuan pemilik/penjual. Bolehkah jadi makelar, Ustadz? Halalkah laba itu? Jawaban : Wa’alaikumussalam wr.wb. Makelar tanah yaitu mediator antara pemilik tanah dan pihak pembeli. Makelar tanah mendapat komisi sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik tanah. Namun pada kenyataan banyak terjadi praktek yang merugikan pihak penjual atau pembeli tanah. Masalah yang terjadi bila makelar tanah ingin mendapat hasil (baca: uang) sebanyak-banyaknya, sehingga sering terjadi masalah penzaliman/memberatkan baik terhadap pihak penjual maupun pembeli, dan kasus-kasus lain yang sering juga menjadikan konflik. Menurut aturan Islam dalam problem perdagangan seharusnya tidak menjadikan konflik, memberat

Panduan Menentukan Istri Dalam Kitab “Tafsir Al-Ibriz”

Image
Di dalam nirwana itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh insan maupun jin sebelumnya. (QS. Al Rahman: 56) Dalam menafsiri ayat tersebut, KH Bisri Musthofa Rembang, berkata dalam kitab tafsirnya yang berjudul Al Ibriz li Ma'rifati Tafsiri Al Alquran Al 'Aziz sebagai berikut: “Ana ing suwarga, ana ing panggung-panggunge lan gedung-gedunge, ana wadon-wadon kang ngeringkes paningal (ateges wadon-wadon kang tresna banget marang kakunge. Ora wadon-wadon kang mata keranjang). Selawase ora tahu kagepok dening menungsa sadurunge hebat suwarga, lan ora kagepok dening jin.” Ya, tafsir nusantara yang berbahasa jawa bertuliskan arab pegon itu berbunyi: “Di surga, di panggung-panggung dan gedung-gedungnya, ada wanita-wanita (bidadari) yang membatasi pandangannya (maksudnya, wanita-wanita yang sangat menyayangi suaminya, tidak perempuan yang mata keranjang). Selama-lamanya (wanita itu) tidak pernah tersentuh oleh insan sebelum hebat surg

Tradisi Makan Bersama (Mayoran) Pada Kala Nabi

Image
Mayoran yaitu istilah yang dipakai oleh para santri untuk memperlihatkan satu acara makan gotong royong dalam satu wadah besar. Wadah itu sanggup berupa pelepah daun pisang (seperti gambar di atas) sanggup juga dengan nampan atau baki. Nampan atau baki merupakan salah satu wadah yang biasa dipakai untuk menyajikan kuliner atau minuman, biasanya terbuat dari kayu, plastik, logam, atau materi lainnya. Adapun bentuknya sanggup bulat, atau persegi. Jika persegi kadang ada yang bertelinga di sisi kanan dan kiri sebagai pegangan tangan. Sebagian masyarakat menyebut nampan sebagai talam, dulang atau tapsi. Karena itulah mayoran di sebagian pesantren disebut dengan istilah nampanan atau tapsinan. Yakni makan gotong royong dengan satu nampan atau tapsi sebagai piring besarnya. Pada dasarnya mayoran merupakan verbal rasa syukur kepada Allah atas nikmatnya yang tidak pernah putus. Mayoran oleh para santri yaitu momen Istimewa yang sengaja diadakan untuk merayakan sebuah keberhasilan. Seperti

Adab Dikala Sedang Sakit Berdasarkan Imam Al-Ghazali

Image
Di antara kenikmatan yang kerap terlupakan selain waktu luang ialah kesehatan. Manusia seringkali gres mencicipi besarnya anugerah kesehatan ketika ia ditimpa sakit. Ini ibarat kala orang mulai menganggap nilai penting cahaya ketika ia diliputi situasi gelap. Jika sudah tertimpa sakit, memang tak ada gunanya mengeluh atau meratapi keadaan. Pilihan yang paling masuk nalar ialah menjadikan keadaan tersebut sebagai momen berharga bagi perbaikan diri. Dalam kitab “al-Adab fid Din”, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mencatat beberapa ada yang harus dilakukan oleh seseorang ketika menderita sakit. Pertama, memperbanyak ingat kematian (al-iktsar min dzikril maut). Meski tidak selalu, sakit sering menjadi tanda seseorang akan menemui ajal. Inilah ketika sempurna si sakit menumbuhkan kesadaran bahwa kelak ia kembali ke hadirat-Nya dank arena itu kehidupan di dunia ini butuh persiapan yang matang. Kendatipun, ingat kematian sebenarnya dianjurkan terjadi setiap saat, na

10 Amalan Sia-Sia Berdasarkan Sayyidina Utsman Bin Affan

Image
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani pernah menulis pernyataan Sayyidina Utsman bin Affan dalam kitab “Munabbihat ‘alas –ti‘dadi li yaumil Mi’ad” wacana sepuluh hal yang paling sia-sia. وقال عثمان رضي الله عنه : أَضْيَعُ الْأَشْيَاءِ عَشْرَةٌ عَالِمٌ لَا يُسْأَلُ عَنْهُ عَالِمٌ وَعِلْمٌ لَا يَعْمَلُ بِهِ وَرَأْيٌ صَوَابٌ لَا يُقْبَلُ وَسِلَاحٌ لَا يُسْتَعْمَلُ وَمَسْجِدٌ لَا يُصَلِّى فِيْهِ وَمُصْحَفٌ لَا يُقْرَأُ فِيْهِ وَمَالٌ لَا يُنْفَقُ مِنْهُ وَخَيْلٌ لَا تُرْكَبُ وَعِلْمُ الزُّهْدِ فِى بَطْنِ مَنْ يُرِيْدُ الدُّنْيَا وَعُمْرٌ طَوِيْلٌ لَا يَتَزَوَّدُ فِيْهِ لِسَفَرِهِ Pertama, orang ‘alim yang tidak ditanya mengenai ilmunya. Tentang hal ini ada dua kemungkinan, yakni alasannya orang alim itu enggan mensyiarkan ilmunya atau alasannya orang-orang awam di sekitarnya menjadi orang alim sebagai sumber rujukan. Kedua-duanya merupakan sikap negatif alasannya ilmu seyogianya menjadi fatwa semoga tiap langkah dalam kehidupan ini berjalan sesuai dengan rel yang tepat. Kedua, ilmu ya

Pesan Hikmah Dari Kh. Maimoen Zuber (Mbah Maimoen)

Image
Tim Anjangsana dipimpin oleh Zastrouw Ngatawi memberikan maksud kedatangan rombongan yang berjumlah 17 orang. Mantan Ketua Lesbumi PBNU itu merendahkan badannya di hadapan Mbah Maimoen yang tercatat salah seorang santri Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari tersebut. Sekilas Mbah Maimoen eksklusif paham apa yang dimaksud Zastrouw dan rombongan dalam upaya memperkokoh sanad keilmuan dan wawasan kebangsaan. Setelah sekian menit dalam keheningan, Mbah Maimoen masih terang dalam berujar dan penuh dengan humor dalam beberapa penuturannya. Para tamu yang tadinya agak sedikit kikuk seketika itu eksklusif mencair melihat senyum dan tawa Mbah Maimoen yang khas.  Dalam problem menimba ilmu, Mbah Maimoen menyatakan bahwa ilmu itu harus didatangi oleh manusia, alasannya ialah dia tidak mendatangi. Sebab itu, kedatangan rombongan Tim Anjangsana dengan maksud memperkokoh keilmuan merupakan langkah yang tepat. Apalagi sekaligus menelusuri sanadnya sehingga ilmu itu nyambung sampai ke pucuk su

Nasihat Nabi Bagi Para Jomblo

Image
Menikah yakni sunah Nabi Muhammad SAW yang pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi umat Islam. Bahkan Nabi pernah melarang sobat yang berniat untuk meninggalkan nikah biar sanggup mempergunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah, lantaran hidup membujang tidak disyariatkan dalam agama. Suatu saat ada tiga rombongan tiba bertamu ke salah satu istri Rasulullah SAW menanyakan perihal perihal ibadah sunah yang dikerjakan oleh beliau. Setelah rombongan tersebut merasa cukup tanggapan dari istri Nabi tersebut. Kemudian mereka yang tergabung dalam rombongan tersebut saling memandang. Salah satu diantara mereka melempar pertanyaan, "Manakah Ibadah sunah Nabi Muhammad SAW  yang telah kita kerjakan, yang ibadah tersebut sanggup mengampuni dosa-dosa kita baik yang sudah lampau maupun dosa yang akan datang". Salah seorang yang tergabung dalam rombongan pertama menjawab, "Aku telah sholat sepanjang malam". "Aku telah berpuasa sepanjang tahun da

Kisah Seorang Gemar Memberi Bertemu Wali Yang Sudah Meninggal

Image
Puluhan tahun silam, orang Indonesia membutuhkan waktu beberapa bulan untuk melaksanakan ibadah haji. Selain itu, jumlah jemaah haji juga masih sedikit, jadi kesempatan untuk berkenalan dan merekam aneka kenangan dengan orang se-tanah air begitu leluasa. Setelah mereka pulang ke kampung halaman masing-masing banyak terjalin silaturrahim secara berkelanjutan.  Kiai Ahmad Dalhar, Watucongol, Muntilan, Magelang suatu ketika melaksanakan rangkaian ibadah haji. Ia bertemu dengan seorang lelaki yang sebelumnya belum pernah bertemu sama sekali. Di antara percakapan keduanya sebagai berikut:  “Nama anda siapa?” tanya Mbah Dalhar  “Nur Muhammad”  “Asli mana?”  “Magelang”  “Lho, lha saya ini juga orisinil Magelang. Anda mana?”  “Salaman”  “Salamannya mana?”  “Ngadiwongso”  Ngadiwongso yaitu salah satu desa di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dengan kata lain, Kiai Dalhar dan Kiai Nur Muhammad satu kabupaten, tapi beda kecamatan.  Se

Cara Menjalankan Sunnah Nabi Berdasarkan Syaikh Saifuddin Al-Amidi

Image
Suatu malam Saifuddin bermimpi berkunjung ke rumah Imam al-Ghazali. Dalam mimpi itu dia seolah diberitahu untuk memasukinya dan melihat peti. Dia pun membukanya dan melihat mayat Imam al-Ghazali. Lalu Sayfuddin menyingkap kafan yang menutupi wajahnya dan menciumnya. Saifuddin ini kelak dikenal dengan nama Imam Saifuddin al-Amidi (1156-1233). Semula dia mengikuti mazhab Hanbali sewaktu dia masih kecil sesuai dengan lingkungannya ketika itu. Kemudian dia mencar ilmu pada Syekh Abul Qasim ibn Fadlan yang bermazhab Syafi'i. Sayfuddin Amidi juga lebih cocok dengan aqidah Asy'ariyah. Maka jadilah dia seorang ulama terkemuka dari Mazhab Syafi'i yang Sunni Asy'ari. Dari Baghddad, dia pindah ke Mesir dimana dia mendapati fitnah dari sebagian pihak yang menuduhnya sesat, lalu dia pindah ke Damaskus dan menulis kitab Ushul al-Fiqh yang sangat terkenal, yaitu kitab al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam. Kitab ini merangkum dan menjelaskan duduk perkara dalil dan kaidah istinbath dari emp

Belajar Tawadhu’ Pada Kh. Abdullah Salam Kajen

Image
KH Abdullah Salam ialah seorang Ulama kharismatik asal Kajen, Pati, Jawa Tengah. Kharisma dia menciptakan semua kalangan, mulai dari masyarakat bawah hingga dengan para pejabat dan pengusaha, menaruh hormat kepadanya. Bahkan sekelas Presiden Gus Dur yang dikala itu gres saja dilantik, harus menyempatkan diri secara khusus untuk sowan kepada Kiai yang oleh masyarakat Pati tersebut bersahabat disapa dengan panggilan Mbah Dullah. KH Imam Aziz, salah satu Ketua PBNU yang juga santri dia pernah bercerita. Dulu, alasannya mungkin ada suatu halangan, pernah Mbah Dullah tiba terlambat di suatu program resepsi. Sebagaimana lazimnya dikala seorang Kiai datang, tuan rumah akan menyambut dan mempersilakan sang Kiai untuk duduk di bangku paling depan. Hal itu semata-mata dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Waktu itu, suasana di lokasi resepsi sudah ramai dengan para tamu undangan. Seluruh daerah duduk telah penuh ditempati. Hanya beberapa barisan belakang dan barisan paling depan saja y